E-mail sekarang ini merupakan media komunikasi yang sudah
tidak asing lagi digunakan, beda dengan beberapa waktu lalu ketika internet dan
ponsel pintar belum begitu banyak digunakan, penggunaan email waktu itu masih
digunakan oleh kalangan tertentu saja, semacam akademisi dan pengusaha.
Hal yang berbeda terjadi sekarang, dengan adanya social
media, yang rata-rata membutuhkan alamat e-mail untuk membuat akun, penggunaan
e-mail pun semakin meningkat. Tentunya, tidak hanya buat sekadar registrasi
akun social media, namun juga berbagai macam hal yang lain.
Berjalan kedepan, diyakini penggunaan e-mail bakalan semakin
massif, terutama dalam konteks di sekolah, melamar pekerjaan, beasiswa,
kehidupan sehari-hari, atau bahkan pacaran (ini serious lho, kisah nyata!)
Melihat urgensi dari pemakaian e-mail yang baik dan benar
(kata Budi), KakangWeb akan mencoba memberikan beberapa langkah untuk
memastikan e-mail yang kalian tulis keren.
1.Untuk tutorial ini, e-mail yang ditulis
merupakan e-mail dalam Bahasa Inggris.
2.Sebelum membuat emal, salah satu hal yang harus
diperhatikan oleh para calon pengirim email adalah alamat e-mail yang dimiliki.
Pastikan, alamat e-mail yang kalian miliki professional.
4.Usahakan membuat alamat email sesuai dengan nama
kalian, tanpa angka, dan tidak terlalu panjang, contoh: KakangWeb@something.com.
5.Setting nama dan photo profile yang juga
professional pada akun email kalian ya.
6.Oke, sekarang kalian siap untuk mengirim email.
7.Email pada dasarnya terdiri dari: Alamat yang
dituju, judul email, pendahuluan email, isi email dan penutup.
8.[ALAMAT EMAIL]: Pastikan alamat yang kalian tuju
benar. Gunakan CC atau BCC kalua diperlukan. CC adalah tembusan email, dimana
yang dituju dan yang ditembusi bias melihat para recipients (bingung? Baca
ulang, dude!). Meanwhile, BCC, merupakan tembusan dimana yang ditembusi dan
yang dituju tidak bisa saling tahu (masih bingung? Ngga usah buat kirim email,
lol)
9.[Judul Email]: Usahakan membuat judul yang
singkat, jelas, tepat, perkasa, kokoh dan tak tertandingi. Contoh: Questions
with regard to the admission process (tanpa titik)
10.[Pembukaan]: Awali e-mail dengan ‘Dear’ lalu
Mr./Ms., [PENTING]: dalam email tidak disarankan menggunakan Mrs. [PENTING]:
Lanjutkan akhiran dengan nama belakang penerima.
11.[Pembukaan]: Sampaikan salam atau pembuka email:
‘I hope this email finds you well’ (or something like that)
12.[ISI]: Awali isi dengan kata-kata seperti: ‘I am
writing to you to…’
13.[ISI]: Buat isi email sesingkat dan seringkas
mungkin; usahakan tidak lebih dari 3 paragraf, dimana masing-masing paragraf
memiliki inti ide yang jelas. Ingat, email merupakan jalur komunikasi yang
biasanya digunkana oleh orang-orang professional, so you need to value
simplicity and time.
14.[Penutup]: Akhiri isi email dengan kalimat
seperti: ‘Look forward to hearing from you…’
15.[Penutup]: Akhiri email dengan salam penutup:
'Kindest regards,' (dengan koma)
16.[TIPS]: Make sure tidak ada typo dan proof read
jika diperlukan.
17.[TIPS]: Usahakan untuk membalas email masuk
tidak lebih dari 24 jam setelah email diterima (atau pada kesempatan tercepat)
18.[TIPS]: Jangan meng-capslock seluruh judul email
19.[TIPS]: Tidak disarankan menggunakan tanda seru
dan emoticon pada email!!!
A recent study conducted by Oxfam has shown that in the very near future the world’s richest 1 percent will control almost 50 percent of global wealth. This obviously is not a good news for the rest 99 percent of the world population. Having this in mind, the effort of enhancing the global economic resiliency will be a lot more complex than ever before. Especially if it is conducted without a synergy from all parties.
Let us now imagine what would be the world’s next economic turbulence. A little research would show that the looming WTO’s free market in 2020, the ASEAN Economic Community, China’s stagnant economy and Russia’s future crisis are some potential factors of turbulence.
Of course, some scholars and schools of thought would insist that free market, for instance, is a blessing. However, unfortunately, seeing the current trends on how countries around the globe design their public policy towards regional integration, it is rather safe to say that there is a looming danger of having pre-mature, free-trade areas. ASEAN Economic Communities, for instance, with the deadline passed, had not been able to catch up with its own time frame, making it lagging behind its own schedule of integration.
Now, the big question is how to prepare the world, especially the least developed and developing countries, in facing this turbulence? From the financial regulation perspective, the world needs a legal reformation. The world needs a legal platform which could assist the distribution of wealth among nations in order to fill the economic gap or at least minimizing it, this platform would be a very important milestone in building a healthier international financial architecture.
A better international tax mechanism is what the world needs to accelerate the distribution of wealth, this could be done, for instance, by strictly enforcing the tax law especially within the 1 percent elite group as mentioned above.
A proactive anti-corruption mechanism which involves the tri-sectors (civil societies, private corporations and governments) synergy is also urgently needed. The ugly truth is that corruption is still the biggest issue faced by many countries in the world especially in Africa and South East Asia. In ASEAN for instance, based upon Transparency International’s data, there are still two countries in the list of the 23 most corrupt countries in the world, while many others South East Asia countries are still in the 100 most corrupt countries in the world.
Corruption is particularly dangerous because it affects many sectors nationally. It does not only affect the national economy of one’s country, it also affects the health systems, education systems, and basically ruins the future of a nation. Moreover, corruption in a large scale also affects regional and international community, therefore it is also a big international problem.
There must be an active and concrete actions carried out by countries in the region in order to tackle these issues. With regard to the potential solutions, firstly, a better education systems to educate young people on the destructive effects of corruptions as well as to teach them how to prevent corruptive actions need to be established. Secondly, there must be a legal reformation in order to build a better legal regime on the prevention of corruptive actions conducted by government agencies or individuals.
It is very obvious that what is written in this note is too short to explain what the world needs to do to become more resilience and to be more prepared for the next global economic turbulence. However, let this note be a kind reminder and a bird overview on steps that need to be carried out while engaging on a more thorough discussion in the subject.
Virtual Reality (VR) atau Realita
Semu adalah sebuah teknologi yang memungkinkan manusia untuk merasakan atau
mensimulasikan suatu hal yang tidak nyata sebagai suatu kenyataan. Sebagai
contoh, dengan kemajuan teknologi, kita bisa membuat sebuah gambar 360 derajat
atupun video 360 derajat menggunakan perangkat VR tentang kota kondisi Monas di
Jakarta yang nantinya dapat diliha kembali menggunakan perangkat VR viewer sehingga
memberikan kesan kepada pengguna dimana dia seolah-seolah merasa photo atau
video yang diputar dia alami sendiri sebagaimana dikehidupan nyata.
Lumayan rumit untuk menjelaskan
apa yang dialami seseorang kita menggunakan teknologi VR, sama seperti
mendeskripsikan bagaimana rasanya jatuh cinta, biasanya cara yang terbaik untuk
mengerti apa yang dialami adalah dengan mengalaminya langsung.
VR teknologi merupakan salah satu
teknologi terbaru yang tersedia untuk khalayak remain. Walaupun sebenarnya ide
untuk VR sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu (tahun 1950an) namun
ketersedian teknologi yang bisa dipasarkan baru tersedia beberapa tahun belakangan.
Sebagai sebuah teknologi baru
tentunya diperlukan edukasi untuk memahami sesuatu yang baru. Syukurnya
pengalaman VR bisanya lebih menyenangkan dari pada pengalaman patah hati.
Selain itu ada banyak jalan yang dapat ditempuh agar bisa mencicipi VR.
VR maker
VR maker merupakan perangkat
teknologi yang dapat membuat suatu momen yang nantinya dapat digunakan dan
dinikmati sebagai suatu VR. Untuk games dan aplikasi VR tentunya memerlukan
perangkat dan keahlian tertentu dalam pembuatannya. Namun untuk video dan
gambar VR sudah dapat dibuat oleh semua orang dengan ponsel pintarnya dengan
menggunakan aplikasi tertentu, misalnya Cardboard Camera.
VR viewer
VR viewer merupakan sebuah
perangkat yang menjembatani pengguna dengan layanan VR, baik itu gambar, video,
games, ataupun aplkasi lainnya. Sampai saat ini ada beberapa VR viewer yang
tersedia dipasaran. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk merakasan
pengalaman VR. Selain bisa menggunakan perangkat khusus yang didedikasikan
untuk VR, ponsel pintar sudah dapat digunakan sebagai instrument VR dengan VR
viewer tertentu. Namun demikian, tidak semua ponsel pintar yang dapat digunakan
sebugai medium VR, ada standar hardware yang harus dimiliki oleh sebuah ponsel
agar dapat menghadirkan pengalaman VR yang baik.
Spesifikasi dasar biasanya adalah
memiliki display yang baik, minimal 1080p resolution dengan 3 giga RAM dan lain
sebagaiknya.
Berikut akan dibahas beberapa VR
viewer dari yang paling mudah dan murah pagi para pengguna pemula VR sampai
pada VR viewer yang sudah menyuguhkan teknologi tertinggi dikelasnya.
·- Oculus
Rift
Oculurs Rift
merupakan pemimpin barisan VR viewer dengan teknologi yang paling mumpuni di
kelasnya. Oculus Rift menawarkan pengalaman yang paling komprehensi dan
mengesankan bagi para pengguna VR. Namun dengan teknologi tinggi yang digunakan
dan juga tingkat kepuasan pengalaman VR, Oculus Rift merupakan perangkat VR
viewer yang paling mahal tersedia di pasaran, saat ini harganya sekitara 7-8
juta per perangkat.
· -
Samsung
Gear VR
Bekerjasama
dengan Oculus, Samsung berusaha menghadirkan pengalaman VR kepada para pengguna
ponsel pintarnya. Dengan bekerjasama dengan Oculus, Samsung Gear VR dapat
dikatakan salah satu viewer yang dapat menghadirkan pengalaman VR yang hampir
menyerupai Oculus Rift dengan harga yang lebih murah dalam kisaran 1,5 – 2 juta.
Namun salah satu
kelemahannya adalah Samsung Gear VR hanya dapat digunakan pada ponsel Samsung
tertentu saja. Sehingga tidak dapat digunakan pada ponsel Samsung yang tidak
memenuhi kriteria tertentu dan tidak juga bisa digunakan untuk ponsel android
jenis lain.
· -
Entry
Level VR
Setingkat lebih
tinggi dari Google Cardboard, entry level VR, salah satunya Homido VR, sudah
memberikan kenyamanan yang lebih kepada para pengguna. Peningkatan kenyamanan
ini dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama entry level VR biasanya sudah
memerhatikan sisi estetis dari VR, jika pada Cardboard viewer material yang
digunakan adalah karton, pada entry level VR bahan dasar yang digunakan bisanya
sudah berupa plastic.
Kedua, lensa
yang digunakan pada entry level VR biasanya memiliki kualitas yang lebih baik
dibandingkan dengan lensa yang digunakan pada cardboard VR. Hal ini tentunya
akan menghadirkan pengalaman VR yang lebih baik untuk para pengguna. Namun
tentunya dengan tingkat kenyamanan yang lebih baik membuat entry level VR
memiliki harga yang lebih tinggi bila dibantikan dengan Cardboard. Entry level
VR biasanya berharga dibawah 1 juta rupiah.
· -
Google
Cardboard
Sebagaimana
namanya, Google Cardboard dibuat dengan menggunakan karton. Google Cardboard
merupakan salah satu pionir dalam dunia VR, Cardboard juga sangat berjasa dalam
menghadirkan VR yang murah (sekitaran 30 rb – 300 rb rupiah) dan mudah sehingga
membuatnya terjangkau bagi masyarakat dari segala kalangan.
Masa Depan
VR masih memiliki masa depan yang
sangat panjang. Dengan penetrasi pasar yang baru saja dimulai, masih terdapat
ratusan juta pasang mata yang siap mencoba pengalaman VR. Sampai saat ini
teknologI VR secara ekstensif digunakan pada dunia game, namun kedepannya kita
akan melihat penggunakan VR di bidang lain dalam kehidupan, terutama pada
bidang edukasi.
VR teknologi sudah dirancang agar
dapat digunakan untuk mengajari para calon dokter proses pembedahan organ
sehingga para calon dokter bisa memiliki pengalaman yang lebih “nyata” dalam
melakukan operasi dan sebagai hasil akhirnya bisa lebih siap dalam melakukan
operasi dalam dunia nyata.
Sebagai akhir kata, sebagaimana
teknologi pada umumnya, pasti memiliki sisi gelapnya tersendiri. Dengan segala
manfaat yang dapat dirasakan dari VR, selalu ada cara untuk menyalahgunakan VR
untuk hal hal yang negatif. Pengenalan dan edukasi perihal penggunakan
teknologi VR perlu dilakukan sejak sedini mungkin.